Relevansi Psikologi Lintas Budaya Dalam Memahami Kearifan Lokal

Penulis

  • Francisco Noerjanto STK St. Yakobus Merauke

DOI:

https://doi.org/10.60011/jumpa.v4i2.33

Kata Kunci:

RELEVANSI PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA, KEARIFAN LOKAL

Abstrak

Psikologi Lintas Budaya lahir sebagai reaksi kenyataan bahwa banyak teori psikologi yang dikembangkan di negara Barat dan dianggap bersifat universal tidak dapat diterapkan di negara dengan budaya yang berbeda. Dalam perkembangan selanjutnya psikologi lintas budaya dianggap sebagai disiplin psikologi untuk mempelajari persamaan dan perbedaan dari fungsi psikologis individu di berbagai kelompok budaya dan etnik (Berry, 2002) sehingga memungkinkan para ilmuan psikologi untuk menemukan perilaku yang bersifat universal (etik) dan membedakannya dari perilaku yang bersifat khas (emik). Ada dua tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan teori psikologi lintas budaya yaitu dapat menguji apakah teori atau pengetahuan psikologi yang dikembangkan di suatu budaya dapat digeneralisasi ke konteks budaya lain, dan dapat diperoleh variasi yang lebih luas dari gejala yang diteliti sehingga para ilmuan psikologi dapat terhindar dari etnosentrisme. Etnosentrisme berarti suatu kecenderungan menggunakan kelompok sendiri sebagai ukuran dalam menilai kelompok lain, (Setiadi, 2008). Konsep etik dan emik dalam psikologi lintas budaya adalah merupakan pilihan tepat untuk memahami kearifan lokal.

The field of cross-cultural psychology is the scientific study of variations in human behavior, taking into account the ways in which behavior is influenced by cultural context “ Cross-cultural psychology is the empirical study of members of various culture groups who have had different experiences that lead to predictable and significant differences in behavior. In the majority of such studies, the groups under study speak different languages and are governed by different political units” (Brislin, Lonner, & Thorndike, 1973, p. 5). Perilaku manusia sangat beragam merupakan studi psikologi lintas budaya dengan pendekatan konteks budaya setempat yang mempengaruhi perilaku individu maupun kelompok. Kita dapat menemukan nilai-nilai budaya setempat yang memiliki persamaan dan perbedaan terhadap kelompok budaya lain dalam berbagai bidang misalnya bahasa, gaya kepemimpinan, politik dan lain-lain; misalnya gaya kepemimpinan paternalistik, tutur bahasa lembut dan keras, stratifikasi sosial-ekonomi dls.

Referensi

Berry JW, dkk, 2002. Cross-Cultural Psychology Research and Applications. New York: Cambridge University Press.

Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Pangabean, dkk, 2014. Kearifan Lokal Keunggulan Global, Cakrawala Baru Di Era Globalisasi. Jakarta: Gramedia.

Setiadi, 2008. Relevansi Psikologi Lintas Budaya Dalam Memahami Kepemimpinan Global. Jakarta: Atma Jaya.

Tjitra H, dkk, 2013. Pemimpin dan Perubahan. Jakarta: Gramedia.

Unduhan

Diterbitkan

02-10-2016

Cara Mengutip

Noerjanto, F. (2016). Relevansi Psikologi Lintas Budaya Dalam Memahami Kearifan Lokal . Jurnal Masalah Pastoral, 4(2), 107–109. https://doi.org/10.60011/jumpa.v4i2.33