Tradisi Gawai Dayak Kaum Muda Di Paroki Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga Nanga Pinoh
DOI:
https://doi.org/10.60011/jumpa.v9i1.124Kata Kunci:
Pengaruh Tradisi Gawai Dayak, Perilaku Sosial, Kaum MudaAbstrak
Tradisi suatu daerah akan membudaya apabila tradisi itu diwariskan turun temurun. Kaum muda diharapkan membuka diri dalam melestarikan tradisi Gawai Dayak yang menjadi jati diri mereka. Kenyataan yang terjadi pada kaum muda di Paroki Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga Nanga Pinoh tidak terlibat dalam kegiatan Gawai Dayak sehingga mereka tidak dapat saling mengenal, menyapa, sehingga tidak ada komunikasi antara sesama kaum muda, tidak saling membantu di saat mengalami kesulitan, dan tradisi tidak dapat diwariskan kepada kaum muda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuantitatif dan data yang diperoleh melalui angket tertutup yang disebarkan kepada Kaum Muda Katolik yang ada di Paroki Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga Nanga Pinoh. Pengolahan data menggunakan Regresi. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa Tradisi Gawai Dayak tidak berpengaruh Terhadap Perilaku Sosial Kaum Muda. Dengan uji signifikansi Regresi Y terhadap X dengan hipotesis. Nilai 1,49 menunjukkan lebih kecil dari pada Ftab 2,39. Maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Referensi
Abdulsyani, (1994). Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. (Jakarta: Bumi Aksara.
Bahri, S., (2015). Gawai Dayak sebagai Sumber Sejarah Lokal Tradisi Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial.
Destiana, Mona, (2019). Gawai Dayak Perayaan Ucapan Syukur Suku Dayak (goodnewsfromindonesia.id/2019/09/13/gawai-Dayak-perayaan-ucapan-syukur-suku-Dayak), diakses tanggal 10 April 2021)
Dunselman, Donatus, (2018). Mencermati Dayak Kanayantn. Pontianak: Institute of Dayakology Research. and Development
Hondi Panjaitan, (2014). Pentingnya Menghargai Orang lain.( Jakarta. 11480)
Handayani, (2011), Makna Pekan Gawai Dayak di Pontianak Bagi Masyarakat Dayak Kalimantan Barat (Surakarta: Universitas Sebelas Maret).
Kemendikbud. (2016). Analisis Kearifan Lokal Ditinjau dari Keragaman Budaya. Pusat Data Dan Statistik Pendidikan Dan Kebudayaan (PDSPK).
Lituhayu, Handayani, (2011). Makna Pekan Gawai Dayak di Pontianak bagi masyarakat Dayak di Kalimantan Barat.
Martin G. & Pear J., (2015). Modifikasi Perilaku Makna dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Notoadmojo, (2018). Patient’s Behaviour with Coronary heart desease Viewed from Socio-Cultural aspect of Aceh Society in Zainoel Abidin Hospital.
Onong, Uchjana, Effendy, (2000), Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya)
Putri, (2020). https://pontibonticake.com/gawai-Dayak-tradisi-suku-Dayak-yang-paling-diminati-wisatawan, diakses tanggal 10 April 2021
Ritzer, (2018). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta:PT Raja Grafindo persada).
Skinner, B. F., (2013). Ilmu pengetahuan dan perilaku manusia. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Sugiyono (2009). Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta)
Sugiyono (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV Simeon, Hatta, (2016). Kontribusi Gawai Dayak dalam menumbuhkan nilai-nilai solidaritas generasi muda, Desa Skendal. (online), (https://media.neliti.com/media/publications/213692), diakses tanggal 10 April 2021. Uvo, Herman (2001). Gawai Dayak Dan Fanatisme Rumah Panjang Sebagai Penelusuran Identitas, https://doi.org/10.22146/jh.736, diakses tanggal 11 April 2021.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Teresia Noiman Derung
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.