GLOBALISASI DAN KASTRASI KEARIFAN LOKAL SAGU MASYARAKAT PAPUA SELATAN

Penulis

  • Karolus B. Bala STK St. Yakobus Merauke

DOI:

https://doi.org/10.60011/jumpa.v11i2.140

Kata Kunci:

Globalisasi, Papua Selatan, Sagu, Kearifan lokal

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana dampak globalisasi dalam bentuk kastrasi terhadapmakanan pokok sagu sebagai kearifan lokal masyarakat Papua Selatan. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan 5 informan. Hasil pengolahan data, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, menunjukkan bahwa globalisasi memberikan dampak terhadap kearifan lokal masyarakat Papua Selatan yakni kastrasi atau pengebirian minat dan kebiasaan masyarakat terhadap sagu sebagai makanan pokok. Sagu merupakan salah satu makanan pokok dan komoditas masyarakat Papua Selatan sejak ratusan tahun yang lalu. Tepung sagu yang diolah telah banyak dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Papua Selatan terutama masyarakat pesisir dan daratan rendah. Temuan ini mau menjelaskan bahwa masyarakat Papua Selatan saat ini tidak lagi meminati sagu sebagai dampak dari globalisasi. Globalisasi memaksa masyarakat Papua Selatan untuk beralih dari sagu ke produk makanan lainnnya. Hal ini tentu saja perlahan-lahan memaksa masyarakat untuk tidak lagi memproduksi sagu walaupun sagu memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Dampak ini sekaligus menjadi ancaman bagi kearifan lokal sagu.

Referensi

Arif, A. (2019). Sagu Papua Untuk Dunia. Kepustakaan Populer Gramedia.

Djoefrie. dkk.2014. Sagu untuk Kesejahteraan Masyarakat Papua: Suatu Kajian dalam Upaya Pembangunan Sagu sebagai Komoditas Unggulan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Jakarta (ID): Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat. 195 hal. (tidak dipublikasikan).

Fajarini, U. (2014). Peranan kearifan lokal dalam pendidikan karakter. SOSIO-DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 1(2), 123-130.

Gaban Farid, 2012. Panduan Meliput Globalisasi, Jakarta Pusat: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.

Hisyam Muhamad. Dkk. 2016. Indonesia, Globalisasi, dan global vilage, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Khor, Martin. Globalisasi: Perangkap Negara-negara Selatan, Yogyakarta: Cindelaras: Pustaka Rakyat Cerdas

Mahuze. dkk. (2017). Dokumentasi Etnobotani-Linguistik Tumbuhan Sagu: Laporan Awal dari Etnis Marori di Taman Nasional Wasur Merauke.Linguistik Indonesia,35(2), 187-200.

Musa, M. I. (2015). Dampak pengaruh globalisasi bagi kehidupan bangsa Indonesia.Jurnal Pesona Dasar.

Resen, Putu Titah Kawitri, dan Sukma Sushati. Globalisasi Dimensi dan Implikasinya, Wirokerten RT.002 Desa Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta: Jejak Pustaka

Sihombing, Y. (2021). Diversifikasi Pangan Lokal Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Pada Masa Pandemi covid-19.Buletin teknologi dan informasi pertanian,19(1), 1.

Sugiyono. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Thamrin, H. (2013). Kearifan lokal dalam pelestarian lingkungan (the lokal wisdom in environmental sustainable). Kutubkhanah, 16(1), 46-59.

Timisela, N. R. (2006). Analisis usaha sagu rumahtangga dan pemasarannya.Agroforestri. Fakultas Pertanian Unpatti Ambon, 1 (3), 57,64.

Diterbitkan

16-10-2023

Cara Mengutip

Bala, K. B. (2023). GLOBALISASI DAN KASTRASI KEARIFAN LOKAL SAGU MASYARAKAT PAPUA SELATAN. Jurnal Masalah Pastoral, 11(2), 147–157. https://doi.org/10.60011/jumpa.v11i2.140