Penyesuaian dan Inkulturasi Liturgi

Penulis

  • Bernardus Boli Ujan STK St. Yakobus Merauke

DOI:

https://doi.org/10.60011/jumpa.v1i1.5

Kata Kunci:

INKULTURASI LITURGI, Adaptasi-akulturasi, Akomodasi

Abstrak

Ada banyak istilah yang dipakai untuk penyesuaian liturgi antara lain akomodasi, adaptasi, akulturasi, inkulturasi, interkulturasi, kontekstualisasi, pemribumian atau indigenisasi (Indonesianisasi).1 Dalam hubungan dengan ini kita mendengar juga istilah liturgi kreatif,2 liturgi inovatif, liturgi kontemporer kalau liturgi itu hendak disesuaikan dengan daya kreasi dan inovasi kelompok tertentu terutama orang-orang muda yang hidup pada zaman ini. Kebanyakan istilah ini sebenarnya dipakai oleh para peneliti di bidang antropologi, sosiologi dengan arti khusus. Namun kemudian istilah-istilah ini dipakai juga dalam bidang teologi, missiologi serta liturgi.3 Dalam bidang liturgi, pelbagai istilah ini dipakai untuk mengungkapkan kenyataan yang kurang lebih sama tetapi dengan aspek penekanan yang khas baik menyangkut isi atau bentuk serta titik tolak dan tujuan dari proses penyesuaian liturgi itu sendiri.

Yang dimaksudkan dengan akomodasi dalam bidang liturgi ialah penyesuaian dalam tahap yang sederhana dan belum berkaitan langsung dengan budaya peraya setempat.4 Berdasarkan akomodasi itu dapat dipilih kemungkinan yang telah disiapkan dalam buku-buku liturgi (seperti doa-doa atau bacaan-bacaan) agar sesuai dengan kelompok umat dan tingkat perayaan liturgis. Sering tahap penyesuaian akomodasi ini dipandang kurang berarti bahkan dicap “hanya lahiriah” atau “hanya di permukaan saja”. Padahal sebagai salah satu tahap dari keseluruhan proses penyesuaian, akomodasi liturgi sebenarnya mempunyai arti penting.

Referensi

A. Crollius, “What is So New About Inculturation?” Gregorianum 59 (1978) 721-738.

Anscar J. Chupungco, Penyesuaian Liturgi dalam Budaya (terjemahan Komisi Liturgi KWI, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1987.

Bernardus Boli Ujan, “Siapa Yang Kreatif Dalam Misa Kreatif,” dalam Liturgi:Sumber Dan Puncak Kehidupan Vol. 16, No. 01, Januari-Pebruari 2005, 24-25.

Bernardus Boli Ujan, “TPE 2005 Miskin Penyesuaian?” dalam majalah LITURGI: Puncak dan Sumber Kehidupan, VOL 16, NO 06 – 2006, 24-25.

C. Valenziano, “La religiosita popolare in prospettiva antropologica,” Ricerche sulla religiosita popolare (Bologna, 1979.

G. Arbuckle, “Inculturation, Not Adaptation: Time to Change Terminolgy,” Worship 60/6 (1986).

G. Barney, “The Supracultural and the Cultural: Implications for Frontier Missions,” The Gospel and Frontier Peoples (Pasadena, 1973.

Johanes Paulus II, “Address to the Pontifical Biblical Commission,” Fede e cultura alla luce della Bibbia (Turin, 1981) 5.

Johanes Paulus II, Slavorum Apostoli (2 Juni 1985) dan Redemptoris Missio, 7 Desember 1990, no 52.

Peter C. Phan, In Our Own Tongues: Asian Perspectives on Mission and Inculturation (Maryknoll, N.Y., Orbis Books, 2003.

R.Francis, “Adaptation, Liturgical,” dalam The New Dictionary of Sacramental Worship, (ed. Peter E. Fink, The Liturgical Press, Collegeville, Minnesota, 1990)

Diterbitkan

01-02-2012

Cara Mengutip

Ujan, B. B. (2012). Penyesuaian dan Inkulturasi Liturgi. Jurnal Masalah Pastoral, 1(1), 13–27. https://doi.org/10.60011/jumpa.v1i1.5