Tradisi Mangupa Lahiron Daganak Sebagai Representasi Penghayatan Iman Kristiani Umat Suku Batak Toba Di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Perawang Riau Keuskupan Padang

Penulis

  • Stephanus Lisdiyanto Magister Filsafat Keilahian Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma

DOI:

https://doi.org/10.60011/jumpa.v10i2.59

Kata Kunci:

Batak Toba, Inkulturasi, Makna Teologis, Mangupa Lahiron Daganak

Abstrak

Dalam tulisan ini penulis ingin menyampaikan penghayatan iman umat Katolik Batak Toba di paroki Santo Yohanes Pembaptis Perawang Riau Keuskupan Padang berkaitan dengan tradisi Mangupa Lahiron Daganak yang dilakukan dalam masyarakat suku Batak Toba. Tradisi Mangupa Lahiron Daganak merupakan salah satu upacara menyambut dan bersyukur atas kelahiran anak dalam keluarga Batak Toba. Tradisi ini tidak lagi dilakukan secara lengkap oleh umat Katolik Batak Toba di paroki Santo Yohanes Pembaptis Perawang Riau. Terdapat beberapa instrumen yang digunakan dalam ritual upacara Mangupa Lahiron Daganak. Fungsi dari instrumen ini adalah agar upacara berjalan dengan lancar, hikmat dan bermakna. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam upacara tersebut mengandung simbol-simbol yang bermakna dalam kehidupan masyarakat. Tujuan dari penulisan ini adalah ingin menemukan dan memaknai simbol-simbol yang ada dalam upacara Mangupa Lahiron Daganak, tidak hanya dari segi sosial tetapi lebih pada makna teologis yang dapat memperkuat penghayatan iman umat Katolik, khususnya umat Batak Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umat Katolik Batak Toba di paroki Santo Yohanes Pembaptis Perawang Riau mampu menemukan makna sosial yang kemudian ditransformasikan ke dalam penghayatan iman Kristiani, meskipun umat Batak Toba di paroki Santo Yohanes Pembaptis Perawang Riau tidak lagi mengadakan upacara Mangupa Lahiron Daganak secara lengkap.

Referensi

Abdullah, Irwan. (2006). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bruner, E.M. (1961). Urbanization and Ethnic Identity in North Sumatra. American Anthropologist, 63, 508-21.

Cunningham, C.E. (1958). The Postwar Migration of the Toba-Bataks to East Sumatra. New Haven: Yale University.

Dhavamony, M. (1997). Christian Theology of Inculturation. Roma: Editrice Pontificia Universita Gregroriana.

Dokumen Konsili Vatikan II terjemahan R. Hardawiryana, SJ. (1993). Jakarta: Obor.

Horton, Paul B. (2002). Sosiologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Hu-Chun, L. (1996). Theologie der Inkulturation in Asien: Das Inkulturationsverständnis bei Methodischen Theologen in Südkorea, Choan-Seng Song/Taiwan und Aloysius Pieris/Sri Lanka. Heidelberg (Dissertation).

Hutagalaung, W. (1991). Pustaka Batak Tarombo Dohot Turi-turian Ni Bangso Batak. Medan: Tulus Jaya. Liddle, R.W. (2003). Ethnicity, Party, and National Integration: An Indonesian Case Study. New Haven: Yale University Press. Manihuruk, CH. (2019). Panduan Acara Adat Batak Toba Sejak Lahir Sampai Meningggal Dunia. Jakarta.

Marpondang. (1992). Dalihan Natolu Nilai Budaya Suku Batak. Medan: Armanda.

Nababan, Gilbert Fortyanus. (2019). Tradisi Manganggap pada Komunitas Batak di Bengkong Indah Kota Batam (Studi Tentang Perubahan Sosial). JOM FISIP Vol. 6, 1-15.

Naibaho, Hermanto. (2019). Sistem Kekerabatan (Partuturan) Marga Batak Toba pada Mahasiswa Batak Toba di Pekanbaru. JOM FISIP Vol. 6, 1-13.

Nainggolan, Togar. (2007). Adat dan Iman Kristen di Tanah Batak. LOGOS Vol. 5 No. 1, 75-93.

Napitupulu, P. (2008). Pedoman Praktis Upacara Adat Batak. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Panjaitan, Lopiana Margaretha dan Dadang Sundawa. (2016). Pelestarian Nilai-nilai Civic Culture dalam Memperkuat Identitas Budaya Masyarakat: Makna Simbol Ulos dalam Pelaksanaan Perkawinan Masyarakat Batak Toba di Sitorang. Journal of Urban Society’s Art Vol. 3 No. 2. 64-72.

Shorter, A. (1988). Toward a Theology of Inculturation. London: Geoffrey Chapman.

Simangungsong, Fransiska. (2013). Pengaruh Konsep Hagabeon, Hamoraon dan Hasapongan. Sirok Bastra Vol. 1 No. 2, 207-220.

Simbolon, Rianti. (2016). Upacara Tradisional Kelahiran Anak pada Etnis Batak Toba di Kabupaten Samosir: Kajian Tradisi Lisan (Skripsi, Fakultas Ilmu dan Budaya Program Studi Bahasa dan Sastra Batak, Universitas Sumatera Utara).

Zulmalik. (2019). Tradisi Mangupa Lahiron Daganak (Kelahiran Anak) pada Masyarakat Batak Mandailing di Kampung Pencin, Desa Sekijang, Kecamatan Apung Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau (Skripsi, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga).

Unduhan

Diterbitkan

03-10-2022

Cara Mengutip

Lisdiyanto, S. (2022). Tradisi Mangupa Lahiron Daganak Sebagai Representasi Penghayatan Iman Kristiani Umat Suku Batak Toba Di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Perawang Riau Keuskupan Padang. Jurnal Masalah Pastoral, 10(2), 1–13. https://doi.org/10.60011/jumpa.v10i2.59