Falsafah Hidup Sebagai Ecoliteracy Untuk Membangun Masyarakat Selaras Alam

Penulis

  • Yan Yusuf Subu STK St. Yakobus Merauke

DOI:

https://doi.org/10.60011/jumpa.v6i2.65

Kata Kunci:

antroposentrisme, kebergantungan, keselarasan hidup

Abstrak

Eksploitasi alam demi kepentingan ekonomi telah merusak tatanan alam semesta. Nilai ekonomis alam semesta menjadi target dan prioritas utama daripada kesadaran diri akan kebergantungan hidup manusia pada alam semesta. Ini adalah sikap dunia modern yang bersifat utilitaristis. Selain itu pandangan antroposentrisme melahirkan tuan atas alam semesta. Di sini berarti alam harus tunduk pada manusia dan mengabdi kepadanya. Sikap materialistis ini membenarkan cara hidup yang merusak alam. Perilaku seperti ini membuktikan bahwa manusia menolak nilai intrinsik dari alam ciptaan lain dan menganggap mereka tidak ada artinya. Pada hal manusia bergantung sepenuhnya pada alam. Alam bisa hidup tanpa manusia tetapi manusia tidak bisa hidup tanpa alam. Sebenarnya kebergantungan ini menuntut tanggung jawab manusia untuk menjaga, merawat, dan melindungi alam. Manusia bisa bertanggungjawab sepenuhnya terhadap ciptaan lain jika ia memiliki prinsip dan pandangan hidup. Prinsip dan pandangan hidup itulah yang mengatur cara hidup manusia. Cara hidup manusia adalah menjaga, merawat, melindungi makhluk ciptaan lain demi cita-cita hidup bersama. Di sini berarti keselarasan dalam hidup bersama dengan makhluk ciptaan lain terpenuhi karena didukung juga dengan kebenaran-kebenaran religius yang dihayati.

Referensi

Bertens K, Pengantar Etika Bisnis, Kanisius: Yogyakarta, 2013

Capra Fritjof, The Web of Life, Anchor Book: New York, 1997

Chang William, Moral Lingkungan Hidup, Kanisius: Yogyakarta, 2001

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa: Jakarta, 2008

Hadiwardoyo Al Purwa, Teologi Ramah Lingkungan: Sekilas tentang Ekoteologi Kristiani, Kanisius: Yogyakarta, 2015

Sunarko A dan Eddy Kristiyanto (edit.), Menyapa Bumi Menyembah Hyang Ilahi, Kanisius: Yogyakarta, 2008

Fransiskus, Laudato Si’ (24 Mei 2015) diterjemhkan Martin Harun, OFM, Jakarta: Dep. Dokpen KWI, 2016

A. Sonny Keraf “Fritjof Capra tentang Melek Ekologi menuju Masyarakat Berkelanjutan” dalam Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara volume 12 nomor 1, April 2013

Antonius Sumarwan, “Melibatkan Orang Miskin dalam Gerakan Penyelamatan Bumi” dalam Majalah Basis Nomor 11-12, Tahun ke-58, November-Desember 2009

Renthy Keitzar, Creation and Restoration: three Biblical Reflection dalam David G. Hallman (edit.) Ecotheology: Voices from South and North, Eugene: Oregon

Unduhan

Diterbitkan

02-10-2018

Cara Mengutip

Subu, Y. Y. (2018). Falsafah Hidup Sebagai Ecoliteracy Untuk Membangun Masyarakat Selaras Alam. Jurnal Masalah Pastoral, 6(2), 27–39. https://doi.org/10.60011/jumpa.v6i2.65