Kecerdasan Adversitas dan Kecerdasan Emosional Sebagai Pilar Karakter Katekis
DOI:
https://doi.org/10.60011/jumpa.v6i2.71Kata Kunci:
kecerdasan emosional, kecerdasan adversitas, pilar karakter KatekisAbstrak
Penelitian ini bertujan untuk mengetahui kemampuan calon-calon Katekis dalam mengolah kecerdasan emosional dan kecerdasan adversitas yang ada dalam dirinya. Dengan demikian pengalaman kecewa, marah dan ditolak menjadi peluang menumbuhkan sikap positif dan optimisme untuk membangun kinerja yang lebih berkualitas dan berdaya guna. Pola pengajaran Yesus dan sikap Yesus dalam menghadapi serta mengatasi kesulitan dan penderitaan menjadi cermin bagi para Katekis untuk mengoptimalkan pelayanan dan pewartaannya dalam tugas perutusan. Kemampuan para Katekis mengolah kecerdasan emosional dan kecerdasan adversitas menjadi pilar karakter Katekis yang berkualitas dan bidangnya. Katekis yang kurang terampil dalam mengolah kecerdasan emosional dan kecerdasan adversitasnya dapat menghambat perkembangan pribadi dan memandang tantangan serta kesulitan menjadi beban dan penderitaan sehingga menghambat perkembangan diri dan mutu pelayanan kurang optimal.
Referensi
Alkitab Deuterokanonika. 2014. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta
Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ: Emotional Spiritual Quotient berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada
Goleman, Daniel, Emotional Intelligence (terjemahan), Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Nggermanto, Agus. 2001. Quantum Quotient: Kecerdasan Quantum, Cara Praktis Melejitkan IQ, EQ, dan SQ yang Harmonis. Bandung: Nuansa.
Goleman, Daniel. 2006. Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2009). Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ. Terjemahan: Hermaya, T. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stoltz, Paul G. (2000). Adversity Quotient (terjemahan): Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Gramedia.
_________ (2005). Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo.
Ziaran Batin (2019) Jakarta: Obor
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2018 Resmin Manik
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.