Implementasi Persona Physica (Kanonik Perseorangan) lewat Sakramen Baptis bagi Kehidupan Umat Beriman Dewasa Ini
DOI:
https://doi.org/10.60011/jumpa.v12i2.187Kata Kunci:
Persona Physica, Baptis, KHK, Gereja, PribadiAbstrak
Tulisan ini disusun untuk menganalisis implementasi persona physica dalam sakramen baptis bagi perkembangan kehidupan beriman umat Katolik dewasa ini. Analisis tersebut tentunya diinspirasikan oleh keprihatinan atas banyaknya umat beriman yang belum memahami secara mendasar apa itu persona physica dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Pertama-tama, persona physica menampilkan kemampuan seseorang (persona) untuk memperoleh hak dan kewajibannya di mata hukum (hukum gerejawi). Kemampuan itu hanya dapat diperoleh melalui praktek inisiasi yang sah dalam tradisi Gereja Katolik. Sakramen baptis dalam hal ini menjadi suatu unsur penting bagi seseorang untuk memperoleh persona physica (kedudukan kanonik perseorangan). Hak dan kewajiban demikian memberdayakan seorang persona untuk mencapai kepenuhan keselamatan Allah dalam kehidupan beriman dan bermasyarakat (sosial) yang ditempatinya. “Keselamatan” tidak hanya berbicara tentang kehidupan setelah kematian, melainkan juga dalam menghadirkan Surga di tengah dunia. Hal ini menampilkan dimensi ekklesial, yang mana dilengkapi dan dinyatakan pula dalam kehidupan bersosial itu sendiri. Adapun, metodologi penulisannya adalah studi pustaka.
Referensi
Apostolicam Actuositatem (Kegiatan Merasul). (2006). terj. Hardawiryana, R. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia.
Budi, Silvester Susianto. (2014). Kamus Kitab Hukum Kanonik, Yogyakarta: Kanisius.
Ratzinger, Joseph. (2006). Jesus of Nazareth, London: Doubleday.
Katekismus Gereja Katolik (Catechism Of The Catholic Church). http://www.teo logi.net/001-Konstitusi.htm (diakses pada 9 April 2022).
Katekismus Gereja Katolik: Sakramen Baptis, Menjadikan Kita Manusia Baru. https://www.katolisitas.org/unit /katekismus-gereja-katolik-sakramen-baptis-menjadikan-kita-manusia-baru/ (diakses pada 1 Juni 2024).
Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici). (1999). terj. Sekretariat Konferensi Waligereja Indonesia, Jakarta: Obor.
Leks, Stefan. (2002). Tafsiran Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius.
Lumen Gentium (Terang Bangsa-Bangsa). (1990). terj. Hardawiryana, R. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia.
Martasudjita, E. (2003). Sakramen-sakramen Gereja, Yogyakarta: Kanisius.
Nampar, Hilario Didakus Nenga. (2022). Menuju Gereja yang Sinodal: Memahami Gagasan Sinodalitas Sebagai Cara Hidup dan Cara Bergerak Gereja di Milenium Ketiga. Jurnal Ledalero Vol. 21 No. 2: 176-190.
Paus Yohanes Paulus II. (2016). Kitab Hukum Kanonik. Jakarta: Konferensi Wali Gereja Indonesia.
Pino, Jebarus. (2013). Bahan Kuliah Sakramentologi, STKIP St. Paulus Ruteng.
Promesso, Giovanni. Sakramen Inisiasi Menurut KHK. https://www.slideshare .net/slideshow/sakramen-inisiasi-menu rut-khk/49369763 (diakses pada 1 Juni 2024).
Raharso, A. Tjatur. (2012). Sistem Legitimasi Gereja Katolik. Malang: Penerbit Dioma.
Tay, Stefanus. Apakah Hukum Kanonik Membuat Umat Katolik Terkekang?. https://www.katolisitas.org/apakah-hu kum-kanonik-membuat-umat-katolik-terkekang/ (1 Juni 2024).
The Canon Law Society of America. (2000). New Commentary on The Code of Canon Law. Ed. John P. Beal, James A. Coriden, Thomas J. Green. New York: Paulist Press.
Thomas, Rudy. Baptisan dan Hidup Baru, http://www.imankatolik.or.id. (diakses pada 10 Desember 2022).
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Vincentius Andre Sianturi, Teddy Subiantoro

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.