Konsep Keallahan Malind Anim Serta Dampaknya Terhadap Upaya Penyebaran Ajaran Gereja Katolik Di Wilayah Papua Selatan

Penulis

  • Steven Ronald Ahlaro STK St. Yakobus Merauke

DOI:

https://doi.org/10.60011/jumpa.v7i0-1.78

Kata Kunci:

konsep keAllahan, Marind Anim, totem

Abstrak

Fakta menunjukan bahwa mayoritas komunitas suku Marind Anim yang adalah pemilik hak ulayat atas seluruh wilayah teritori kabupaten Merauke adalah beragama Katolik. Hal ini tentu tidak dapat dilepaspisahkan dari perjuangan para misonaris Katolik untuk menyebarkan ajaran Gereja Katolik pada basis-basis suku Marind Anim. Meski demikian, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada faktor pendukung lainnya yang telah turut menentukan keberhasilan para misionaris tersebut. Salah satu faktor lain yang disinyalir telah turut menentukan keberhasilan para misonaris dalam upaya menyebarkan ajaran Gereja Katolik pada basis-basis suku Marind Anim yakni adanya kesamaan pandangan yang bersifat prinsipil. Oleh karena itu, artikel ini akan diorintasikan secara khusus untuk mengkaji dan menguraikan tentang hal prinssipil dimaksud.

Referensi

Dinas Parawisata Provinsi Papua, Kabupaten Merauke, 2013. Merauke, Dinas Parawisata Provisi Papua

Kaize Kasimirus Sale 2019. Pengaruh Konsep Ke-Allahan Malind Anim terhadap Keterlibatan Mereka Dalam Kehidupan Menggereja. Merauke: STK

Muller Karl, 2007. Pesisir Selatan Papua. Timika: LPMAmungme Komoro dan PT Freeport Indonesia

Unduhan

Diterbitkan

07-01-2019

Cara Mengutip

Ahlaro, S. R. (2019). Konsep Keallahan Malind Anim Serta Dampaknya Terhadap Upaya Penyebaran Ajaran Gereja Katolik Di Wilayah Papua Selatan. Jurnal Masalah Pastoral, 7(0-1), 39–44. https://doi.org/10.60011/jumpa.v7i0-1.78