Konsep Keallahan Malind Anim Serta Dampaknya Terhadap Upaya Penyebaran Ajaran Gereja Katolik Di Wilayah Papua Selatan
DOI:
https://doi.org/10.60011/jumpa.v7i0-1.78Kata Kunci:
konsep keAllahan, Marind Anim, totemAbstrak
Fakta menunjukan bahwa mayoritas komunitas suku Marind Anim yang adalah pemilik hak ulayat atas seluruh wilayah teritori kabupaten Merauke adalah beragama Katolik. Hal ini tentu tidak dapat dilepaspisahkan dari perjuangan para misonaris Katolik untuk menyebarkan ajaran Gereja Katolik pada basis-basis suku Marind Anim. Meski demikian, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada faktor pendukung lainnya yang telah turut menentukan keberhasilan para misionaris tersebut. Salah satu faktor lain yang disinyalir telah turut menentukan keberhasilan para misonaris dalam upaya menyebarkan ajaran Gereja Katolik pada basis-basis suku Marind Anim yakni adanya kesamaan pandangan yang bersifat prinsipil. Oleh karena itu, artikel ini akan diorintasikan secara khusus untuk mengkaji dan menguraikan tentang hal prinssipil dimaksud.
Referensi
Dinas Parawisata Provinsi Papua, Kabupaten Merauke, 2013. Merauke, Dinas Parawisata Provisi Papua
Kaize Kasimirus Sale 2019. Pengaruh Konsep Ke-Allahan Malind Anim terhadap Keterlibatan Mereka Dalam Kehidupan Menggereja. Merauke: STK
Muller Karl, 2007. Pesisir Selatan Papua. Timika: LPMAmungme Komoro dan PT Freeport Indonesia
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2019 Steven Ronald Ahlaro
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.