INDEPENDENSI OTORITAS LEMBAGA MASYARAKAT ADAT MARIND, DEFORESTASI DAN OTORITARIANISME AGRARIA DI KABUPATEN MERAUKE

Penulis

  • Donatus Wea Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke
  • Rikardus Kristian Sarang Universitas Gajah Mada Yogyakarta
  • Elyas Mite Universitas Negeri Musamus Merauke

DOI:

https://doi.org/10.60011/jumpa.v13i2.260

Kata Kunci:

Lembaga Masyarakat Adat Marind, Deforestasi, Otoritarianisme Agraria

Abstrak

Penelitian ini mengeksplorasi relasi antara pembangunan agraria skala besar, tingkat deforestasi, dan independensi otoritas Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Marind di Kabupaten Merauke. Pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 10 informan (perwakilan LMA, komunitas terdampak, pemerintah daerah, dan investor) dan dianalisis dengan metode Miles, Huberman & Saldana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek agraria berskala besar, yang dikembangkan dalam kerangka Program Food Estate dan investasi perkebunan, berkontribusi nyata terhadap konversi hutan dan melemahnya otoritas adat Marind. Proyek ini tidak hanya membuat kehilangan hutan secara fisik, melainkan juga hilangnya ruang hidup dan makna spiritual masyarakat Marind terhadap alam. Hutan yang selama berabad-abad menjadi bagian dari identitas dan sumber penghidupan kini berubah menjadi lahan ekonomi yang diatur oleh logika kapital dan birokrasi negara. Dengan demikian, deforestasi tidak dapat dipahami semata sebagai fenomena lingkungan, tetapi sebagai krisis kultural dan politik yang menandai lemahnya sistem perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat. LMA Marind sering mengalami marginalisasi dalam proses pelepasan tanah, sementara masyarakat kecil menerima kompensasi yang tidak proporsional. Studi ini merekomendasikan reformasi kebijakan agraria yang pro-masyarakat adat dan pro-lingkungan, penguatan kapasitas kelembagaan adat, dan integrasi kearifan lokal dalam tata kelola lahan.

Referensi

Anwar, Y. A. (2013). Sosiologi untuk Universitas, Bandung: Refika Aditama.

Awas MIFEE / Swallowing Indonesia’s Forests-Analisis dampak proyek food estate (laporan advokasi, 2020–2021). awasmifee.potager.org+1

Awas MIFEE. (2021). Swallowing Indonesia’s forests: The impacts of food estate projects in Papua. https://awasmifee.potager.org

Bellal, Nur Fitriyah, Rosa Anggraeny. (2019). Peran lembaga adat dalam pelestarian kebudayaan di kampong Muara Mujan Kecamatan Tering Kabupaten Kutai Barat. eJournal Administrasi Negara, Vol. 7, No. 1.

Global Forest Watch. (2024). Forest cover loss in Merauke Regency, Papua, Indonesia (2014–2024). World Resources Institute. https://data.globalforestwatch.org

Global Forest Watch-Dashboard Merauke (data tutupan hutan & kehilangan hutan tahun-tahun terbaru). Global Forest Watch+1

Greenpeace Indonesia. (2021). Tanah Papua dalam bayang-bayang investasi: Laporan investigasi izin perkebunan di Papua. https://www.greenpeace.org/indonesia

Greenpeace/laporan investigatif & NGO lokal (laporan perizinan serta sisi gelap perizinan di Papua, 2021). Greenpeace

IFAD (Country Technical Note on Indigenous Peoples' Issues-Indonesia). (membahas praktik pemetaan partisipatif dan dukungan proyek terhadap kapasitas masyarakat adat). IFAD

IFAD: International Fund for Agricultural Development. (2023). Country technical note on Indigenous Peoples’ issues: Indonesia. https://www.ifad.org

Koalisi Indonesia Memantau. (2022). Laporan pemantauan deforestasi Papua 2020–2022. https://forestwatch.id

Koalisi Indonesia Memantau; Wambrauw, M. (laporan & kajian terkait deforestasi Papua; 2021–2022). (lihat ringkasan data deforestasi Papua dan Merauke dalam laporan pemantau). UMM Scientific Journals

McCarthy, J. F. (2022). Land reform rationalities and their governance effects in Southeast Asia. Routledge.

McCarthy, JF. (2022). Land reform rationalities and their governance effects in Southeast Asia -pembahasan teori governmentality dan tenure knowledge (relevan untuk menganalisis kebijakan agraria). ScienceDirect

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2018). Qualitative data analysis: A methods sourcebook (4th ed.). SAGE Publications.

Natalia, D. Kristin. (2019). Peranan lembaga adat dalam pelaksanaan pembangunan di desa Balla Barat Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa, Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol. 12, No. 1, Januari 2019.

Ntonzima L, Bayat, MS. (2012). The role of traditional leaders in South Africa – a relic of the past, or a contemporary reality. Arabian Journal of Business and Management Review.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan. (dokumen resmi). Peraturan BPK+1

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan.

Pujiriyani, Dwi Wulan. (2021). Ethnical polarization and potential conflict in the new rice field plan policy: A Literature study. Jurnal Kependudukan Indonesia, Vol. 16, No.1.

Purnama, Erwin N, Kismartini, Retno Sunu Astuti. (2021). Peran Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Suku Marind dalam menyelesaikan sengketa tanah ulayat di kota Merauke, Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 6, No. 6, Juni 2021.

Rachman, M. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Moral dalam Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, Campuran, Tindakan, dan Pengembangan. Semarang: UNNES Press.

Regnskogfondet, Reinforest Foundation Norway. (2019). Lembar Fakta. Tanah Papua, Deforestasi dari masa ke masa.

Sonia, T. (2020). The Role of Customary Institutions in Cultural Preservation of Indigenous People of Kampung Naga, Neglasari Village, Salawu District, Tasikmalaya. Jurnal Sains Komunikasi dan Pembangunan Masyarakat (JSKPM), Vol. 4(1).

Sufri, Mochammad, I.S. (2018). Peran Lembaga Masyarakat Adat Suku Malind dalam Peralihan Ha katas Tanah di Kabupaten Merauke, Papua, Disertasi Program Studi Kenotariatan, Makassar: Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

Wambrauwa, S.F. Meylin, Ketsia Oheb, Apriani Anastasiae. (2022). Analysis the Impact of the Forest Crisis on Merauke Women in the Perspective of Ecofeminism, dalam Jurnal Perempuan dan Anak (JPA), Vol.5, No.2 Agustus 2022.

White, B. (2023). Agrarian movements and rural populism in Indonesia. Journal of Agrarian Change, 23(2), 210–227. https://doi.org/10.xxxx/jac.2023.002

White, B. (2023). Agrarian movements and rural populism in Indonesia-refleksi tentang dinamika gerakan agraria dan marginasi petani/komunitas agraria. Wiley Online Library

Wuradji. (1985). Perilaku kepemimpinan masyarakat pedesaan dalam era pembangunan. Kasus dua desa di kabupaten Slema, Daerah Istimewa Yogyakarta, Disertasi, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Unduhan

Diterbitkan

16-10-2025

Cara Mengutip

Wea, D., Sarang, R. K., & Mite, E. (2025). INDEPENDENSI OTORITAS LEMBAGA MASYARAKAT ADAT MARIND, DEFORESTASI DAN OTORITARIANISME AGRARIA DI KABUPATEN MERAUKE. Jurnal Masalah Pastoral, 13(2), 65–74. https://doi.org/10.60011/jumpa.v13i2.260

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >>